ADMINISTRASI
KURIKULUM DAN EVALUASI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas:
Mata kuliah : Administrasi dan Supervisi Pendidikan
Dosen : Rusydy Zakaria, M.Ed. M.Phill.
Semester/Program Studi : 4/C Pend. IPS (Geografi)
Disusun Oleh:
Ayu Astuti (1110015000081)
Nina Roslina (1110015000054)
Ninna Aristyaningsih (1110015000127)
Triastuti Aviani (1110015000105)
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan kamu rahmat sehingga kami
dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Administrasi
Kurikulum dan Evaluasi” dari dosen kami dengan mata kuliah Administrasi dan
Supervisi Pendidikan.
Dengan
kami menyusun makalah ini, kami mahasiswa tarbiyah yang di didik sebagai calon
guru yang islami dapat mengetahui dan memahami tentang bagaimana arti penting
administrasi kurikulum dan evaluasi dalam pendidikan di Indonesia, yang
tentunya memberikan konsep-konsep yang tersusun rapi kepada peserta didik yang
tentunya untuk kemajuan dalam dunia pendidikan di Negara kita ini, karena Desa
sebagai ujung tombak atau yang paling bawah untuk mengawali sebuah pembangunan.
Dengan itu maka dibutuhkan pembangunan yang terencana.
Tak ada gading yang tak retak seperti
pepatah tersebut, makalah kami tak luput dari kesalahan, untuk itu mohon untuk
dimaafkan apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar……………………………………………………………………………..i
Daftar
Isi…………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………1
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan
BAB II ADMINISTRASI KURIKULUM
Pengertian
Kurikulum……………………………………………………………..2
Perencanaan Pengembangan Kurikulum………………………………………….2
BAB III ADMINISTRASI KESISWAAN
Pengertian Administrasi
Kesiswaan………………………………………………5
Perencanaan dan Penerimaan Siswa
Baru………………………………………...5
Pembinaan
Kesiswaan…………………………………………………………….5
Peran Guru dalam Administrasi
Kesiswaan………………………………………6
BAB IV EVALUASI DAN KURIKULUM
Pengertian Evaluasi dan
Kurikulum………………………………………………8
Konsep
Kurikulum……………………………………………………………….11
Pentingnya Evaluasi
Kurikulum…………………………………………………12
Masalah dalam Evaluasi
Kurikulum……………………………………………..13
Model-Model Evaluasi
Kurikulum………………………………………………14
BAB V KESIMPULAN………………………………………………………………...17
Daftar Pustaka………………………………………………………………………….18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada
jenis dan tingkat sekolah apa pun, yang menjadi tugas utama kepala sekolah
ialah menjamin adanya program pengajaran yang baik bagi murid-murid. Inilah
tanggung jawab kepala sekolah yang paling penting dan banyak tantangannya,
sedangkan stafnya mendapat bagian tanggung jawab dalam membantu usaha
pelaksanaan dan pengembangan program pengajaran yang efektif. Agar supaya
kepala sekolah mampu memberikan pimpinan yang efektif dalam bidang ini
hendaknya ia mengetahui berbagai teori kurikulum dan menyadari kaitannya dengan
kebijaksanaan dan langkah-langkah administratif yang sedang berlaku.
B.
Perumusan Masalah
- Apakah kurikulum itu?
- Apakah Evaluasi itu?
- Bagaimana perencanaan kurikulum dan evaluasi di sekolah?
- Seperti apa peran guru dalam kurikulum dan evaluasi?
- Apa saja konsep-konsep dari kurikulum dan evaluasi?
- seberapa pentingkah kurikulum dan evaluasi dalam dunia pendidikan?
C. Tujuan
- Pembaca/mahasiswa memahami tentang arti kurikulum
- Pembaca/mahasiswa dapat memahami tentang arti evaluasi
- Dapat memahami dan bisa menyusun seperti apa kurikulum dan evaluasi disekolah
- Sebagai mahasiswa calon guru, kita harus paham tentang seperti apa peran guru terhadap kurikulum dan evaluasi di sekolah yg akan diajarnya nanti
- Mengerti seperti apa saja konsep-konsep dari kurikulum dan evaluasi dalam dunia pendidikan
- Mengetahui seberapa penting kurikulum dan evaluasi di sekolah
BAB II
ADMINISTRASI KURIKULUM
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum
dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Secara sempit kurikulum dapat
diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus diikuti atau diambil siswa untuk
dapat menamatkan pendidkannya pada lembaga pendidikan tertentu, sedangkan
secara luas kurkulum diartikan dengan semua pengalaman belajar yang diberikan
sekolah kepada siswa mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu.
Sementara
itu dalam UU No. 2 Tahun 1989 mengemukakan kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Pengertian kurikulum
sebagaimana yang tertera pada UU No. 2 Tahun 1989 ini harus dipahami dan dipedomani
oleh setiap orang yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan terutama
sekali kepala sekolah dan guru. Kurikulum merupakan suatu komponen yang sangat
penting dan menentukan dalam penyelenggaraan pendidikan. Bagi kepala sekolah
kurikukum berfungsi sebagai pedoman dan acuan dalam penyelenggaraan proses
belajar mengajar dan bagi siswa kurikulum berfungsi untuk mengembangkan
potensi-potensi yang dimilikinya. Fungsi-fungsi pengelolaan kurikulum tidak
berbeda dengan fungsi-fungsi pengelolaan pada umumnya yang terdiri dari fungsi
perencanaan, pengoorganisasin, pengkoordinasian, pengawasan dan penelitian.
B. Perencanaan Pengembangan Kurikulum
Perencanaan
Kurikulum
Perencanaan
kurikulum yang dilakukan oleh departemen pendidikan nasional ditingkat pusat
meliputi hal-hal berikut:
- Penyusunan kurikulum dan kelengkapannya terdiri dari:
·
landasan, program dan pengembangan kurikulum
·
Garis-garis besar program pengajaran
·
Pedoman pelaksanaan kurikulum
- Penyusunan program teknis pelaksanaan kurikulum seperti pedoman penyusunan kalender pendidikan, pembegian tugas guru, penyusunan jadwal pelajaran, penyusunan program pengajaran dan pedoman penyususunan persiapan acara pengajaran.
Pengembangan
Kurikulum
Kegiatan
yang dilakukan dalam pengembangan kurikulum antara lain:
1. Bahan
Pembahasan materi kurikulum
2. Penambahan
mata pelajaran yang sesuai dengan lingkungan sekolah
Prosedur
akademik dalam penambahan mata pelajaran disekolah adalah:
1. Harus
ada pengkajian secara mendalam dari aspek filsafat, sosiologis, kebutuhan
masyarakat dan kecocokannya dengan tingkat perkembangan anak.
2. Harus
memenuhi prinsip- prinsip pembinaan dan pengembangan kurikulum
yaitu relevansi, efektivitas, efisiensi, kontinuitas, fleksibelitas.
3. Penjabaran
dan penambahan bahan kajian mata pelajaran
Seperti
dikemukakan dalam UU No. 2 Tahun 1989 dan PP No. 8 Tahun 1990 (Pasal 15) Bahwa
mata pelajaran atau kajian dalam mata pelajaran dapat ditambah oleh sekolah
untuk memperkaya pelajaran tersebut dengan catatan tidak bertentangan dan
mengurangi kurikulum yang berbau secara nasional, memerkayaan dapat dilakukukan
pada berbagai tingkat:
a. Dilakukan
oleh guru bidang studi
b. Dilakuakan
oleh kelompok guru sejenis
c. Dilakukan
oleh guru bersama kepala sekolah
d. Dilakukan
oleh pengawas
e. Dilakukan
oleh lembaga pendidikan tenaga kependidikan( LPTK)
Pelaksanaan
Kurikulum
Kurikulum
disusun dengan baik dan sempurna tidak akan mempunyai arti apabila tidak di
implementasikan dengan baik dikelas. Dalam pengimplementasian kurikulum ini
peran guru sangat menentukan sekali. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru
dalam pelaksanaan kurikulum disekolah meliputi:
1.
Penyusunan program pengajaran semester.
2.
Penyusunan perssiapan pengajaran
3.
Pelaksanaan proses belajar mengajar
4.
Evaluasi pelaksanaan proses belajar mengajar
Evaluasi
Pelaksanaan Kurikulum
Evaluasi
pelaksanaan kurikulum dilakukan melalui 2 cara yaitu:
1.
Melalui evaluasi hasil belajar
Tujuan
dan fungsi evaluasi hasil belajar adalah :
a. memberikan
umpan balik pada guru dan siswa dengan tuuan memperbaiki cara belajar
mengajar, mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi siswa.
b. Memberikan
informasi pada siswa tentang tingkat keberhasilannya dalam belajar dengan
tujuan untuk memperbaiki, mendalami atau memperluas pelajarannya.
c. Menentukan
nilai hasil belajar siswa yang dibutuhkan untuk pemberian laporan pada siswa,
penentuan kenaikan kelas dan kelulusan siswa.
2.
Melalui Evaluasi Program pengajaran
Evaluasi
program pengajaran merupakan suatu rangkaian kegitan yang dilakukan dengan
sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program serta faktor-faktor yang mendukung
atau yang menghambat keberhasilan program tersebut.
Peran
Guru dalam Administrasi kurikulum
Guru
merupakan unsur terpenting dalam administrasi kurikulum , tanpa peranan guru
kurikulum yang telah dirumuskan tidak akan berari apa-apa. Keterlibatan guru
dalam adminisrasi kurikulum mulai dari perencanaan kurikulum di tingkat sekolah
seperti memberikan masukan-masukan dalam penyusunan kalender pendidikan
disekolah, pembagian tugas mengajar guru dan penyusunan jadwal pelajaran ,
dalam pelaksanaan kurikulum guru sangat berperan antara lain dalam perancangan
program pengajaran baiikuluk program semester maupun persiapan mengajar,
melaksanakan kegiatan mengajar dikelas dan dalam mengevaluasi keberhasilan
pelaksanaan kurikulum atau evalauasi hasil belajar.
BAB III
ADMINISTRASI KESISWAAN
A. Pengertian Administrasi Kesiswaan
Administrasi
kesiswaan adalah proses pengelolaan kegiatan dari hal-hal yang berhubungan
dengan siswa untuk mencapai pendidikan secara maksimal. Menurut Mantja dan
Sutisna(1997/1998) administrasi kesiswaan merupakan proses pengurusan segala
hal yang berkaitan dengan siswa, pembinaan selama siswa berada disekolah sampai
siswa menamatkan pendidikannya melalui pendidikan suasana yang kondusif
terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.
B. Perencanaan dan Penerimaan Siswa Baru
Beberapa
kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan dan penerimaan mahasiswa baru
tersebut adalah:
a. Penetepan
daya tampung sekolah
b. Penetapan
syarat calon siswa
c. Penetapan
panitia penerimaan siswa baru
d. Memilihara
tata tertib
e. Teknik
pembinaan disiplin
f. Ganjaran
dan hukuman
C.
Pembinaan Kesiswaan
·
Pegertian dan tujuan
Pembinaan kesiswaan
adalah upaya sekolah (menegah ) melalui kegiatan-kegiatan siswa diluar jam
pelajaran dikelas untuk mengusahakan agar siswa dapat bertumbuh dan berkembang
sebagai manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pembinaan
kesiswaan ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan
peran serta dan membina sekolah sebagai wiyata mandala
2. Menumbuhkan
daya tangkal siswa dari pengaruh negative
3. Memantapkan
kegiatan extra kurikuler menunjang pencapaian kurikulum
4. Meningkatkan
apresiasi dan penghayatan seni
5. Menumbuhkan
sikap berbangsa dan bernegara.
6. Meneruskan
dan mengembangkan jiwa , semangat serta nilai-nilai 45
7. Meningkatkan
kesegaran jasmani dan rohani
·
Jalur Pembinaan Kesiswaan
Pembinaan
kesiswaan disekolah dilakukan dengan melalui 4jalur pembinaan yaitu:
1.
Organisasi kesiswaan
2.
Latihan kepemimpinan
3.
Kegiatan ekstra kurikuler
4.
Kegiatan wawasan wiyata mandala
5.
Instrumen Pengelolaan kesiswaan
Menurut Ari Kunto
(1988), catatan tentang data siswa disekolah dibedakan atas 2 jenis yaitu:
a. Catatan
data siswa untk sekolah yang meliputi:
1. Buku
induk
2. Buku
kelaper
3. Catatan
tata tertib sekolah
b. Catatan
siswa untuk masing-masingkelas yaitu:
a) Buku
kelas yang merupakan cuplikan dari buku induk
b) Buku
presensi kelas
c) Buku
catatan bimbingan dan konseling
d) Buku
catatan prestasi murid
e) Buku
lapor
f) Buku
nutasi
C. Peran Guru dalam Administrasi Kesiswaan
keterlibatan guru dalam
administrasi kesiswaan tidak sebanyak keterlibatan mengajar. Dalam administrasi
kesiswaan guru lebih banyak berperan secra tidak langsung.
Beberapa peranan guru
dalam administrasi kesiswaan itu diantaranya adalah:
1. Dalam
penerimaan siswa, para guru dapat dilibatkanuntuk ambil bagian.
2. Dalam
masa orientasi, tugas guru adalah membuat agar para siswa cepat beradaptasi
dengan lingkungan barunya.
3. Untuk
mengatur kehadiran siswa kelas, guru juga mempunyai andil yang besar juga.
4. Memotivasi
siswa untuk senantiasa berprestasi tinggi, guru harus mampu menciptakan suasana
yang mendukung hal tersebut.
5. Dalam
menciptakan disiplin sekolah atau kelas yang baik, peranan guru sangat penting,
karena guru dapat jadi model.
BAB
IV
EVALUASI
DAN KURIKULUM
A.
Pengertian
Evaluasi
kurikulum memegang peranan penting baik dalam penentuan kebijaksanaan
pendidikan pada umumnya, maupun pada pengambilan keputusan dalam kurikulum.
Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijaksanaan
pendidikan dan para pengembang kurikulumdalam memilih dan menetapkan kebijaksanaan
pengembangan system pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan.
Hasil-hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala
sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya, dalam memahami dan membantu
perkembangan siswa, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu
pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya.
Evaluasi
kurikulum sukar dirumuskan secara tegas, hal itu disebabkan beberapa faktor :
1. Evaluasi
kurikulum berkenaan dengan fenomena-fenomena yang terus berubah.
2. Objek
evaluasi kurikulum adalah sesuatu yang berubah-ubah sesuai dengan konsep
kurikulum yang digunakan.
3. Evaluasi
kurikulum merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia yang sifatnya juga
berubah.
Evaluasi dan kurikulum merupakan
dua disiplin yang berdiri sendiri. Ada
pihak yang berpendapat bahwa keduanya tidak ada hubungan, tetapi ada pihak lain
yang menyatakan keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Pihak yang
memandang ada hubungan, hubungan tersebut merupakan hubungan sebab akibat.
Perubahan dalam kurikulum berpengaruh pada evaluasi kurikulum, sebaliknya
perubahan evaluasi akan memberi warna pada pelaksanaan kurikulum. Hubungan
antara evaluasi dengan kurikulum bersifat organis, dan prosesnya beerlangsung
evolusioner. Pandangan-pandangan lama yang tidak sesuai lagi dengan tuntutan
zaman, secara berangsur-angsur diganti dengan pandangan baru yang lebih sesuai.
R.A Becher, seorang ahli
pendidikan dari Universitas Sussex,
Inggris menyatakan bahwa : Tiap program pengembangan kurikulum mempunyai style
dan karakteristik tertentu, dan evaluasi dari program tersebut akan
memperlihatkan style dan karakteristik yang sama pula. Seorang
evaluatorakanmenyusun program evaluasi kurikulum sesuai dengan style dan
karakteristik kurikulum yang dikembangkannya. Juga terjadi sebaliknya, hasil
program evaluasi kurikulum akan mempengaruhi pelaksanaan praktek kurikulum.
Evaluasi merupakan
kegiatan yang sangat luas, kompleks dan terus menerus untuk mengetahui proses
dan hasil pelaksanaan system pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Evaluasi juga meliputi rentangan yang cukup luas, mulai dari yang
bersifat sanat informal sampai dengan yang sangat formal. Pada tingkat yang
sangat informal evaluasi berbentuk perkiraan, dugaan atau pendapat tentang
perubahan-perubahan yang telah dicapai oleh program sekolah. Pada tingakt yang
lebih formal evaluasi kurikulum meliputi pengumpulan dan pencatatan data,
sedangkan pada tingkat yang sangat formal berbentuk pengukuran berbagai bentuk
kemajuan kearah tujuan yang telah ditentukan.
Komponen-komponen
kurikulum yang dievaluasi juga sangat luas. Program evaluasi kurikulum bukan
hanya mengevaluasi hasil belajar dan proses pembelajarannya, tetapi juga desain
dan implementasi kurikulum, kemampuan dan unjuk kerja guru, kemampuan dan
kemajuan siwa, sarana dan fasilitas dan sumber-sumer belajar, dan lain-lain.
Adapun pengertian
evaluasi kurikulum dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian kurikulum yang
berfariasi menurut pakar kurikulum. Oleh karena itu penulis mencoba menjabarkan
definisi dari evaluasi dan definisi dari kurikulum secara per kata sehingga
lebih mudah untuk memahami evaluasi kurikulum. Pengertian evaluasi menurut
joint committee, 1981 ialah penelitian yang sistematik atau yang teratur
tentang manfaat atau guna beberpa obyek. Purwanto dan Atwi Suparman, 1999
mendefinisikan evaluasi adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk
mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat keputusan tentang suatu
program. Rutman and Mowbray 1983 mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan
metode ilmiah untuk menilai implementasi dan outcomes suatu program yang
berguna untuk proses membuat keputusan. Chelimsky 1989 mendefinisikan evaluasi
adalah suatu metode penelitian yang sistematis untuk menilai rancangan,
implementasi dan efektifitas suatu program. Dari definisi evaluasi diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang
sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program.
Sedangkan pengertian kurikulum adalah :
a. Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatanpembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu ( Pasal 1 Butir
19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional).
b. Seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta metode yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran ( keputusan
Menteri Kesehatan No: 725/Mekes/SK/V/2003 tentang pedoman penyelenggaraan
Pelatihan di bidang Kesehatan )
c. Kurikulum
pendidikan tinggi adalahseperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun
bahan kajian dan pelajaran serta penyampaian dan penilaiannya yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi (
Pasal 1 Butir 6 Kepmendinas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa )
d. Menurut
Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran
(out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut
disususn secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan
pedoman dan instruksi untuk pengembangan strategi pembelajaran (Materi didalam
kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan sasaran
(objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Sedangkan menurut
Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekspresikan dalam
praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu.saat ini
definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak
hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang
terencana dari suatu institusi pendidikan.
Dari pengertian evaluasi
dan kurikulum diatas maka penulis menyimpulkan bahwa pengertian evaluasi
kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian
efektiftas dan efesensi dari kurikulum yang diterapkan. Atau evaluasi kurikulum
adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan
reliabel untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau
telah dijalankan.
Secara sederhana
evaluasi kurikulum dapat disamakan dengan penelitian karena evaluasi kurikulum
menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dametode
penelitian.perbedaan antara evaluasi dan penelitian terletak pada
tujuannya.evaluasi bertujuan untuk mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan
data dan bahan untuk bahan penentuan keputusan mengenai kurikulum apakah akan
direfisi atau diganti. Sedangkan penelitian memiliki tujuan yang lebih luas
dari evaluasi yaitu mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk
menguji teori atau membuat teori baru.
B. Konsep Kurikulum
Kurikulum
merupakan daerah study intelek yang sangat luas. Banyak teori tentang
kurikulum. Beberapa teori menekankan pada rencana, yang lain pada inovasi, pada
dasar filosofis, dan pada konsep-konsep yang diambil dari ilmu perilaku manusia.
Ini menunjukkan betapa luasnya teori tentang kurikulum. Secara sederhana teori
kurikulum dapat diklasifikasikan atas teori-teori yang lebih menekankan pada
isi kurikulum, pada situasi pendidikan serta pada organisasi kurikulum.
Penekanan
kepada isi kurikulum. Strategi pengembangan yang menekankan isi merupakan yang
paling lama dan banyak dipakai, tetapi terus maendapat penyempurnaan atau
pembaharuan ini bermacam-macam. Pertama , karena didorongoleh tuntutan untuk
menguatkan kembali nilai-nilai moral dan budaya dari masyarakat. Kedua, karena
perubahan dasar filosofis tentang struktur pengetahuan. Ketiga, karena ada
tuntutan bahwa kurikulum harus kebih berorentasi pada pekerjaan.
Faktor-faktor
tersebut tidak timbul dari atau tidak ada hubungannya dengan sistem institusi
persekolahan, tetapi sangat mempengaruhi pengembangan kurikulum. Pengaruhnya
terhadap pengembangan kurikulum umpamanya, penguatan kembali nilai-nilai moral
dan budayaakan meminya perhatian yang lebih besar pada kumplan ilmu pengetahuan
masa lalu, orientasi kepada pekerjaan akan lebih banyak melihat kemasa depan,
sedangkan titik tolak pada pandangan filosofis akan lebih menekankan pada
disiplin-disiplin keilmuan.
Pengembangan
kurikulum yang menekankan isi bersifat material centered. Kurikulum ini
memandang murid sebagai penerima resep yang pasif. Secara teoritis kurikulum
yang menekankan isi dapat diukur, mempunyai tujuan yang apabila telah
ditransfer pada anak dapat dikuasai oleh anak. Ini merupakan engineering
approach. Anak dianggap bahan kasar yang tak berdaya, bersama dengan
teman-temannya yang lain dicetak melalui blue print masyarakat.
Penekanan
pada situasi pendidikan. Tipe kurikulum ini menekankan pada masalah dimana (
where ), bersifat khusus, sangat memperhatikan dan disesuaikan dengan lingkungannya.
Tipe ini akan menghasilkan kurikulum berdasarkan situasi-situasi lingkungan,
seperti kurikulum pedesaan, kurikulum masyarakat nelayan dll.
C. Pentingnya Evaluasi Kurikulum
Penulis
setuju dengan pentingnya dilakukan evaluasi kurikulum. Evaluasi kurikulum dapat
menyajikan informasi mengenai kesesuaian, efektifitas dan efesiensi kurikulum
tersebut terhadap tujuan yang ingin dicapai dan penggunaan sumber daya, yang
mana informasi ini sangat berguna sebagai bahan pembuat keputusan apakah kurikulum
masih perlu dijalankan tetapi perlu revisi atau kurikulum tersebut harus
diganti dengan kurikulum yang baru. Evaluasi kurikulum juga penting dilakukan
dalam rangka penyesuaian dengan perkembanganilmu pengetahuan, kemajuan
teknologi dan kebutuhan pasar berubah.
Evaluasi
kurikulum dapat menyajikan bahan informasi mengenai area-area kelemahan
kurikulum, sehingga hasil evaluasi dapat dilakukan proses perbaikan menuju yang
lebih baik. Evaluasi ini dikenal dengan evaluasi formatif. Evaluasi ini
biasanya dilakukan waktu proses berjalan. Evaluasi kurikulum juga dapat menilai
kebaikan kurikulum apakah kurikulum tersebut masih dilaksanakan atau tidak,
yang dikenal dengan evaluasi sumatif..
D. Masalah Dalam Evaluasi kurikulum
Norman
dan Schmdt 2002 mengemukakan ada beberapa kesulitan dalam penerapan evaluasi
kurikulum, yaitu :
1. Kesulitan
dalam pengukuran
2. Kesulitan
dalam penerapan randomisasi dan double blind
3. Kesulitan
dalam menstandartkan intervensi dalam pendidikan
4. Pengaruh
intervensi dalam pendidikan mudah dipengaruhi oleh faktor-faktor lain sehingga
pengaruh intervensi tersebut seakan-akan lemah
Adapun hasil analisa
masalah yang dihadapi dalam melakukan valuasi kurikulum, yaitu :
1. Dasar
teori yang digunakan dalam evaluasi kurikulum lemah. Dasar teori yang melatarbelakangi
lemah akan mempengaruhi evaluasi kurikulum tersebut. Ketidakcukupan teori dalam
mendukung penjelasan terhadap hasil intervensi suatu kurikulum yang dievaluasi
akan membuat penelitian (evaluasi kurikulum) tidak baik. Teori akan membantu
memahami kompleksitas lingkungan pendidikan yang akan dievaluasi.
2. Intervensi
pendidikan yang akan dilakukan tidak memungkinkan dilakukan Blinded dalam
penelitian pendidikan khususnyapenelitian evaluasi kurikulum, ditemukan
kesulitn dalam menerapkan metode Blinded dalam melakukan intervensi pendidikan.
Dengan tidak adanya Blinded maka subjek penelitian mengetahui bahwa mereka
mendapatintervensi atau perlakuan sehingga mereka akan melakukan dengan serius
atau sungguh-sungguh. Hal ini tentu saja dapat mengakibatkan bias dalam
penelitian evaluasi kurikulum.
3. Kesukitan
dalam randomisasi, kesulitan melakukan penelitian evaluasi kurikulum dengan
metoderandomisasi dapat disebabkan karena subjek penelitian yang akan diteliti
sedikit atau kemungkinan hannyainstitusi itu sendiri yang melakukannya. Apabila
intervensi yang digunakan hanya pada institusi tersebut maka timbul
pertanyaannya, “apakah mungkin mencari kelompok dan randomisasi ?
E. Model-Model Evaluasi Kurikulum
Evaluasi
kurikulum merupakan merupakan suatu tema yang luas, meliputi banyak kegiatan,
meliputi sejumlah prosedur, bahkan dapat merupakan suatu lapangan studi yang
berdiri sendiri. Evaluasi kurikulum juga merupakan suatu fenomenayang
multifaset, memiliki banyak segi.
Bagian ini
membahas membahas perkembangan evaluasi kurikulum, yaitu evaluasi kurikulum
sebagai fenomena sejarah, suatu elemen dalam prosessosial sihubungkan dengan
perkembangan pendidikan.
1. Evaluasi Model Penelitian
Model
evaluasi kurikulum yang menggunakan model penelitian didasarkan atas teori dan metode
tes psikologi serta eksperimen lapangan
Eksperimen
lapangan dalam pendidikan, dimualai tahun 1930 dengan menggunakan metode yang
biasa digunakan dalam penelitian botani pertanian. Model eksperimen dalam
botani pertanian dapat digunakan dalam pendidikana, anak disamakan dengan
benih, sedang kurikulumserta berbagai fasilitas serta sistem sekolah dapat
disamakan dengan tanah dan pemeliharaannya.
Salah
stu pendekatan dalam evaluasi yang menggunakan eksperimen lapanganadalah
mengadakan perbandingan antara duamacam kelompok anak, umpamanya yang
mengguanakan dua metodebelajar yang berbeda. Kelompok pertama belajar membaca
dengan metode global dan kelompok lain menggunakan metode unsur.
Ada beberapa kesulitan
yang dihadapi dalam eksperimen tersebut sebagai berikut:
1. Kesulitan
adminitratif, sedikit sekali sekolah yang mau dijadikan sekolah eksperimen
2. Masalah
teknis dan logis, yaitu kesulitan menciptakan kondisi kelas yang sama untuk
kelompok-kelompok yang diuji
3. Sulit
mencampurkan guru-guru untuk mengajar pada kelompk eksperimen dengan kelompok
kontrol,pengaruh guru-guru tersebut sukar dikontrol
4. Ada
keterbatasan mengenai manipulasi eksperimen yang dapat dilakukan
2. Evaluasi
Model Objektif
Evaluasi model objektif
berasal dari Ameriaka Serikat. Perbedaan odel objektif dengan model komparatif
adalah dalam dua hal. Pertama dalam model objektif, evaluasi merupakan bagian
yang sangat penting dari proses pengembangan kurikulum. Para
evaluator mempunyai perananmenghimpun pendapat-pendapat orang luar tentang
inovasi kurikulum yang dilaksanakan. Evaluasi dilakukan pada akhir pengembangan
kurikulum, kegiatan penilaian ini sering disebut evaluasi sumatif. Kedua
kurikulum tidak dibandingkan dengan kurikulum laintetapi diukur dengan
seperangkat objektif (tujuan khusus). Keberhasilan pelaksanaan kurikulum diukur
oleh penguasaan siswa akan tujuan-tujuan tersebut.
Ada
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh tim pengembang model objektif :
1. Ada
kesepakatan tentang tujuan-tujuan kurikulum
2. Merumuskan
tujuan-tujuan tersebut dalam perbuatan siswa
3. Menyusun
materi kurikulum yang sesuai dengan tujuan tersebut
4. Mengukur
kesesuaian antara perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan.
Pendekatan inilah yang
digunakan oleh Ralph Taylor (1930) dalam menysun tes dengan titik tolak pada
perumusan tujuan tes, sebagai asal mula pendekatan sistem (system approach).
Pada tahun 1950-an Benyamin S.Bloom dengan kawan-kawannya menyusun klasifikasi
sistem tujuan yang meliputi daerah-daerah belajar (cognitive domain)
3.
Model Campuran Multivariasi
Evaluasi model
perbandingan (comparative approach) dan model taylor dan bloom melahirkan evaluasi model
campuran multivariasi, yaitu strategi evaluasi yang menyatukan unsur-unsur
darikedua pendekatan tersebut strategi ini memungkinkan membandingkan lebih
dari satu kurikulum dan secara serempak keberhasilan tiap kurikulum diukur
berdasarkan kriteria khusus dari masing- masing kurikulum. Program paket berisi
program statistik yang sederhana yang tidak membutuhkan komputer untuk
menggunakannya. Dengan berkembangnya penggunaan komputer memungkinkan studi
lapangan tidak dihambat oleh kesalahan dan kelambatan. Semua masalah pengolahan
statistik dapat dikerjakan dapat dikerjakan dengan komputer.
Langkah- langkah
multivariasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mencari
sekolah yang berminat untuk dievaluasi/ diteliti
2. Pelaksanaan
program. Bila tidak ada pencampuran sekolah tekanannya pada partisipasi yang
optimal
3. Sementara
tim menyusun tujuan yang meliputi semua tujuan dari pengajaran umpamanya dengan
metode global dan metode unsur, dapat disiapkan tes tambahan
4. Bila
semua informasi yang diharapkan telah terkumpul, maka mulailah pekerjaan
komputer
5. tipe
analisis dapat juga digunakan untuk mengukur pengaruh bersama dari beberapa
variabel yng berbeda
Beberapa kesulitan yang
dihadapi dalam model campuran multivariasi ini. Kesulitan pertama adalah
diharapkan memberikan tes statistik yang signifikan. Maka untuk itu dibutuhkan
seratus kelas dengan sepuluh pengukuran, dan ini lebih memungkinkan daripaea
sepuluh kelas dengan seratus pengukuran. Jadi model multivariasi ini lebih
sesuai bagi evaluasi kurikulum sekala besar. Kesulitan kedua adalah terlalu
banyaknya variabel yang perlu dihitung pada suatu saat, kemampuan komputer
hanya sampai empat puluh variabel sedangkan dengan model ini dapat dikumplkan
sampai tiga ratus variabel. Kesulitan ketiga, meskipun model miltivariasi telah
mengurangi masalah kontrol berkenaan dengan eksperimen lapangan tetapi tetap
menghadapi masalah- masalah perbandingan.
BAB
V
KESIMPULAN
Evaluasi
kurikulum adalah proses penerapan prosedur untuk mengimpulkan data yang valid
dan reliabel untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan
atau yag telah dijalankan. Secara sederhana evaluasi kurikulum dapat disamakan
dengan penelitian, kaena evaluasi kurikulum menggunakan penelitian yang
sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian. Evaluasi
kurikulum penting dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar. Ada banyak masalah dalam
penerapan evaluasi kurikulum seperti dasar yang digunakan dalam evaluasi
kurikulum lemah, intervensi yang dilukukan tidak memungkinkan blinded,
kesulitan dalam melakukan randomisasi, kesulitan dalam menstandartkan
intervrensi yang dilakukan masalah etika penelitian, tidak adanya pure aut
come, kesulitan mencari alat ukur dan penggunaan perspektif kurikulum yang
berbeda sebagai pembanding. Oleh karena itu dengan memahami pengertian evaluasi
kurikulum dan persamaan serta pebedaanya dengan penelitian diharapkan evaluasi
kurikulum yang akan dibuat dapat menjadi valid, reliabel dan sangat berguna
sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan tentang kurikulum tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
-http://elearning.unesa.ac.id/myblog/m-saikhul-arif/evaluasi-kurikulum
-http://masykurpijay.blogspot.com/2011/01/administrasi-kurikulum-dan-kesiswaan.html